Teknologi Vaksin Telur Ayam - Pentingnya persiapan dalam membangun peternakan ayam juga tidak lepas dari persiapan bibit DOC. Anak ayam yang performanya baik namun tidak ditunjang dengan program vaksinasi yang tepat akan membuka terjadinya bibit penyakit yang berakibat buruk bagi kualitas ayam tersebut. Penyakit yang sering membuat peternak pusing adalah penyakit gumboro atau yang dikenal dengan IBD.
Menurut sejarah Indonesia diketahui pertama kali peristiwa anak ayam terkena penyakit gumboro terjadi pada tahun 1983 awalnya di daerah Sawangan hingga Kemudian menyebar luas ke berbagai tempat Indonesia dari hasil laboratorium menunjukkan bahwa hampir semua isolat yang diperoleh berkerabat dekat dengan virus very virulent IBD atau vvIBDv (Parede et al., 2003)
Penyakit gumboro disebabkan oleh virus IBD awalnya virus ini menyerang bursa dan menekan kekebalan tubuh ayam sehingga lama kelamaan ayam sangat rentan terhadap penyakit lain dan tidak mampu untuk membentuk kekebalan yang baik walaupun ayam tersebut sudah divaksin. Virus ini memiliki ciri khusus yaitu tahan terhadap lingkungan, diketahui virus ini dapat bertahan hingga 122 hari di dalam kandang kosong yang belum didesinfeksi selama 52 hari di dalam air atau pakan yang terkontaminasi bertahan pada pH 2 hingga 12 serta tahan terhadap beberapa jenis desinfektan
Anak ayam atau DOC dibekali dengan Maternal antibodi atau kekebalan dari induk didalam darah maka terlindungi dari IBD. kekebalan pada induk ayam akan menurun Seiring berjalannya waktu dan bertahan selama dua minggu pertama sejak menetas dengan adanya virus ini berakibat pada resiko kematian anak ayam variasi keseragaman titer kekebalan induk memberi resiko bagi anak ayam untuk terinfeksi kurang dari 14 Hari jika peristiwa ini terjadi maka ayam akan mengalami imunosupresi dan vaksinasi IBD di kandang menjadi gagal. Dalam perkembangannya kini peternak semakin menyadari pentingnya vaksinasi dilakukan sejak awal untuk memberikan kekebalan ayam sejak lahir. Masalah utama virus pada vaksin IBD live pada anak ayam dapat menetralkan kekebalan induk sehingga proteksi tidak tercapai dengan menggunakan vaksin imumune-kompleks, vaksin IBD dapat diberikan sedini mungkin sebab virus vaksin terikat pada antibodi sehingga tidak dinetralisir oleh kekebalan induk. Di level kekebalan virus tertentu virus vaksin akan bekerja dan menggerakan kekebalan aktif pada anak ayam.
Sistem imunitas pada anak ayam berkembang sejak embrio masih berumur 18 hari. Vaksin imun kompleks dapat diberikan sejak masa embrio ketika menetas umur 18 hari atau 21 hari vaksin ini akan bekerja secara individu pada ayam tergantung tingginya atau rendahnya kekebalan induk ayam. Vaksinasi di embrio atau yang dikenal dengan Inovo Vaccination membutuhkan suatu alat berteknologi tinggi yang disebut dengan mesin IOVS atau In Ovo Vaccine Saver. Alat ini memiliki kecanggihan yaitu mampu vaksinasi dengan menginjeksi vaksin ke dalam telur berembrio dengan kapasitas 50.000 telur per jam dengan tingkat akurasi 90% selain vaksinasi, alat ini juga mampu menggantikan manual candling dan pemindahan telur Saat transfer ke dalam keranjang hatcher ini alatnya sudah tersedia di Indonesia dan siap digunakan untuk membantu peternak mendapatkan Depok dengan kekebalan aktif terhadap IBD.